Ten Hag Balas Tudingan Mourinho soal ‘Lebih Didukung MU’


Jakarta

Jose Mourinho mengatakan Erik ten Hag memperoleh ‘fasilitas mewah’ yang tak diberikan padanya selama melatih Manchester United. Manajer asal Belanda itu membalas tudingan tersebut.

Selama periode 2016-2018, Mourinho sempat membawa MU memenangi Carabao Cup dan Liga Europa serta menjadi runner-up Liga Inggris di musim 2017-18. Namun ia dipecat pada Desember 2018 usai MU tertahan di papan tengah akibat sederet hasil minor.

Dalam wawancara dengan The Telegraph pada akhir April lalu, Mourinho menyebut bahwa selama menangani MU, ia tak mendapat dukungan penuh dari CEO saat itu, Ed Woodward. Hal itu membuatnya sulit membangun tim.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Hubungan saya dengan Ed Woodward baik, dari sudut pandang pribadi. Bahkan saat ini kami masih saling mengirim pesan. Namun dari kacamata profeisional, itu bukanlah yang terbaik,” ujar Mourinho.

“Saya orangnya apa adanya. Saya orang sepak bola. Ed datang dari latar belakang berbeda dan apa yang Ten Hag dapat selama di Manchester United, hal itu tidak saya peroleh.”

“Saya tak mendapat dukungan seperti itu. Saya tak mendapat kepercayaan itu. Saya pergi dengan rasa sedih, karena saya merasa sedang berada di awal proses. Dalam sejumlah momen, saya merasa situasinya bisa saja berbeda andai mereka percaya pada saya dan pengalaman saya,” jelas pelatih asal Portugal itu.

Ten Hag membantah tudingan tersebut. Ia merasa justru Mourinho adalah pelatih yang paling dimanjakan di antara para manajer yang datang di era setelah Sir Alex Ferguson.

“Selain Mourinho, manajer lainya tidak mendapatkan pemain yang mereka butuhkan, dan itulah yang Anda butuhkan,” ujar Ten Hag kepada ESPN.

“Saya yakin kami akan mencapai tujuan kami, namun ini (LIga Inggris) adalah kompetisi sulit. Liga ini bukan lagi balapan dua kuda. Ada 7-8 tim yang memburu titel, yang seluruhnya memiliki skuad bagus. Jika ingin juara, Anda harus membangun skuad,” jelasnya.

Di era Mourinho, MU mendatangkan Zlatan Ibrahimovic, Eric Bailly, Paul Pogba, Henrikh Mkhitaryan, Romelu Lukaku, Victor Lindelof, Nemanja Matic, Alexis Sanchez, Diogo Dalot, hingga Fred. Semua pemain di atas menghabiskan biaya lebih dari 300 juta Pound.

Di era Ten Hag, ia setidaknya sudah menghabiskan lebih dari 360 juta Pound untuk mendatangkan Tyrell Malacia, Christian Eriksen, Lisandro Martinez, Casemiro, Antony, Mason Mount, Andre Onana, hingga Rasmus Hojlund.

Kalaupun ada yang berbeda, Ten Hag memang mendapat satu kelebihan, yakni ruang tunggu khusus untuk tim di stadion jelang laga, yang di era Mourinho dipakai untuk kepentingan komersil. Adanya ruang tunggu baru membuat skuad MU tak perlu lagi berkumpul di hotel yang menghabiskan waktu perjalanan ke stadion.

(adp/aff)