Stadion Bola Tempat Pemersatu Bangsa, Standardisasi Harus Diperhatikan


Jakarta

Stadion adalah salah satu tempat untuk mempersatukan bangsa. Oleh karena itu, stadion sepakbola perlu dapat perhatian lebih saat diverifikasi untuk kompetisi.

BRI Liga 1 dipandang strategis untuk memenuhi misi mempersatukan bangsa. Banyak orang yang terlibat di dalamnya. Tidak hanya tim peserta, tetapi juga pedagang, jasa angkutan, perhotelan, dan masih banyak lainnya.

Dari semua aspek itu, stadion menjadi sentral misi mempersatukan bangsa. Sebab, di stadion mereka semua berkumpul, lengkap dengan seluruh keragaman yang ada.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam penyelenggaraan Liga 1 musim ini setidaknya ada 18 stadion yang menjadi tempat pertandingan. Itu merujuk kepada jumlah tim peserta dari kompetisi.

Dengan jumlah sebanyak itu, BRI melihat banyak orang terlibat dalam pertandingan. Mereka saling berinteraksi sehingga bisa menjadi model pemersatu bangsa.

Sebagai sponsor utama Liga 1, BRI tidak tanggung-tanggung memperlihatkan komitmennya terhadap perkembangan sepakbola. Dalam beberapa musim terakhir, BRI selalu hadir untuk mendukung penyelenggaraan kompetisi.

“Sejak lepas dari pandemi, suporter secara bertahap sudah bisa menikmati pertandingan sepak bola di stadion. Aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat pun kembali pulih,” ujar Direktur Utama (Dirut) BRI, Sunarso, dalam keterangan pers.

“Sebab itu stadion bisa menjadi tempat mempersatukan bangsa. Ini sejalan dengan komitmen BRI sebagai sponsor utama Liga 1 untuk menciptakan kompetisi sepak bola terbaik,” katanya menambahkan.

Saat ini, Liga 1 2023/2024 sudah berjalan lebih dari setengah musim. Kompetisi dengan tagline #BolaPemersatuBangsa #BRIPalingBola itu akan selesai sebelum Hari Raya Idul Fitri.

Sebagai sentral dari interaksi sosial dan ekonomi masyarakat sepak bola, diperlukan pemenuhan terhadap empat aspek saat verifikasi stadion. Verifikasi dilakukan PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan PSSI.

Setidaknya, ada empat aspek yang menjadi perhatian saat dilakukan verifikasi. Meliputi kelayakan infrastruktur, keamanan dan keselamatan, fasilitas bidang pertandingan, hingga kebutuhan penyiaran.

“Proses standardisasi perlu kami lakukan agar seluruh stadion yang dipakai klub Liga 1 itu sama. Kesamaan itu adalah pemenuhan terhadap seluruh aspek yang berlaku,” imbuh Dirut LIB, Ferry Paulus.

Polri sebagai unsur perizinan pertandingan juga memiliki risk assessment. Beberapa di antaranya adalah kelengkapan infrastruktur, mitigasi bencana, jalur evakuasi, dan standar prosedur pelaksanaan pertandingan.

Simak Video “Dirut LIB Belum Bisa Pastikan Kapan Liga 1 Kembali Kick Off
[Gambas:Video 20detik]
(ran/adp)