Bola.com, Jakarta Kasihan Martin Odegaard. Performanya bersama Arsenal tak sekinclong dulu. Perannya juga mulai terpinggirkan. Hari-hari kapten The Gunners asal Norwegia ini tak lagi sama.
Siapa pun mengamini, Martin Odegaard merupakan pemain jempolan dengan kemampuan brilian. Ia bahkan disebut-sebut sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia.
Sayang bin malang, penampilannya akhir-akhir ini sungguh memprihatinkan. Bayangkan, sepanjang musim 2024/2025, ia hanya mencetak dua gol di ajang Premier League.
Tak ada yang meragukan Martin Odegaard. Ia terpilih sebagai Pemain Terbaik Arsenal dalam dua musim sebelumnya. Namun, saat ini, ia masih jauh dari kata memuaskan.
Dalam kekalahan kandang o-1 melawan Paris Saint-Germain di leg pertama semifinal Liga Champions, misalnya, ia tidak begitu menonjol sehingga media Prancis dengan pedas menyebutnya sebagai ‘hantu’, karena ‘terus-menerus membuat keputusan yang buruk.’
Menurunnya performa sang kapten bukan tanpa sebab. Setidaknya ada tiga alasan mengapa fans tak perlu menghakimi Martin Odegaard.
Cedera Ligamen yang Parah
Penjelasan paling jelas untuk penampilan buruk Odegaard dapat dikaitkan dengan cedera yang dialaminya saat membela Norwegia dalam pertandingan Nations League melawan Austria selama jeda internasional bulan September.
Mikel Arteta kemudian mengonfirmasi seberapa parah cedera pergelangan kaki.
“Hasil pemindaian menunjukkan bahwa ia mengalami cedera ligamen di pergelangan kakinya. Cederanya cukup serius,” katanya.
Akibatnya, gelandang tersebut harus absen dari bulan September hingga November, dan absen dalam total 14 pertandingan.
Begitu pentingnya perannya bagi tim, Odegaard langsung kembali masuk ke dalam susunan pemain inti, menjadi starter dalam sembilan pertandingan Premier League berikutnya secara beruntun – ia hanya absen dalam satu pertandingan liga sejak saat itu, karena sakit.