Turki mencapai babak delapan besar kompetisi besar untuk pertama kalinya sejak 2008 dan mengungguli Belanda di Berlin melalui sundulan Samet Akaydin pada babak pertama sebelum kemudian Oranye membalikkan keadaan melalui gol Stefan de Vrij dan gol bunuh diri Murt Muldur pada babak kedua.
“Tim bermain dengan semangat yang hebat, semangat Turki, meskipun kekalahan ini masyarakat Turki mencintai kami,” kata Montella, dikutip dari AFP, Minggu.
Baca juga: Antar Turki ke perempat final, Montella: Ini pencapaian sangat penting
“(Para pemain) membuat kami bangga memainkan Kejuaraan Eropa ini. Saya akan menambahkan sesuatu yang lain, setelah Euro ini, Turki akan dipandang dengan pandangan berbeda di masa depan, mungkin dengan lebih banyak rasa hormat,” lanjutnya.
Montella mengatakan meski timnya menyia-nyiakan keunggulan mereka dan tidak mampu menahan serangan Belanda pada babak kedua, menurutnya tidak ada waktu untuk menyalahkan diri sendiri.
“Lebih baik pada saat ini untuk menyoroti apa yang telah berjalan dengan baik,” tegasnya.
“Saya tidak menyesal, para pemain juga seharusnya tidak menyesal… kami memenangkan tiga pertandingan di Euro jadi kami menyamai rekor Turki sebelumnya,” lanjutnya.
Pemain kunci Turki yang bermain untuk Real Madrid pada turnamen ini, Arda Guler, menurutnya akan memiliki “masa depan cerah”.
“Dia memainkan Euro yang hebat… dia belum berusia 20 tahun, masa depan cerah baginya dan pengalaman ini akan membuatnya menjadi pemain yang jauh lebih baik,” tambah Montella.
Baca juga: Pelatih Turki Montella buktikan suara pengkritik timnya salah
Baca juga: Belanda tantang Inggris dalam semifinal setelah singkirkan Turki 2-1
Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2024