Leicester Pertimbangkan Depak Nistelrooy

Leicester Pertimbangkan Depak Nistelrooy


Jakarta

Kebersamaan Ruud van Nistelrooy dengan Leicester City dikabarkan segera berakhir. The Foxes hendak melepas manajer asal Belanda tersebut usai gagal bertahan di Premier League musim depan.

Leicester dipastikan terdegradasi usai kalah 0-1 dari Liverpool pada Minggu (20/4/2025) lalu. Hasil itu membuat mereka duduk di urutan 19 dengan 18 poin dari 33 laga. Dengan lima laga sisa, mereka takkan mampu menyalip West Ham United yang duduk di urutan 17 atau batas bawah zona aman dengan 36 poin.

Van Nistelrooy yang ditunjuk pada 1 Desember lalu untuk menggantikan Steve Cooper nyatanya tak mampu menghadirkan perubahan. Dari 20 laga Premier League bersama manajer 48 tahun itu, Leicester hanya menang dua kali, imbang dua kali, dan menelan 16 kekalahan.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari 16 kekalahan, 14 di antaranya gagal mencetak gol. Lebih parah lagi, mereka sudah tak mencetak gol di King Power Stadium, kandang mereka sendiri, sejak 8 Desember tahun lalu. Hasil kerja Van Nistelrooy jelas tak sesuai harapan.

Sky Sports melaporkan pada Selasa (22/4) bahwa Van Nistelrooy akan bertemu dengan manajemen Leicester untuk membahas masa depannya. Ia diperkirakan akan bertahan hingga akhir musim, bahkan sampai 1 Juli mendatang.

Sebab jika memecat Van Nistelrooy sebelum tanggal tersebut, The Foxes berpotensi melanggar aturan Keuntungan dan Keberlanjutan (PSR) musim 2024/25. Jangan lupa juga kalau musim ini mereka juga harus membayar pesangon Cooper dan stafnya.

Van Nistelrooy diyakini takkan mau pergi tanpa ada kompensasi. Apalagi ia dikontrak sampai musim panas 2027. Meski begitu, ada keraguan ia akan tetap ada di bench Leicester musim depan.

Pasalnya, Leicester juga sudah memiliki daftar calon pengganti yang mungkin akan coba dieksplorasi oleh jajaran manajemen, salah satunya eks manajer interim Timnas Inggris tahun lalu, yakni Lee Carsley. Selain itu, ada pula Danny Rohl dan Russell Martin.

Apakah Van Nistelrooy akan tetap bertahan demi membawa Leicester kembali promosi ke Premier League musim depan? Atau justru pergi memulai petualangan baru di tempat lain?

(adp/ran)