Di samping itu, pembangunan tiga juta rumah mendapatkan dukungan anggaran sebesar Rp57,7 triliun untuk membangun 770 ribu unit rumah. Tidak kalah signifikan, ketahanan energi dialokasikan Rp402,4 triliun, sedangkan ketahanan pangan mendapat alokasi Rp164,6 triliun.
“Ini jumlah yang sangat besar peningkatannya dibanding RAPBN sebelumnya,” ujar Deni dalam Media Briefing RAPBN 2026: Menimbang Janji Politik di Tengah Keterbatasan Fiskal di Jakarta pada Senin (18/8). Di balik anggaran yang besar ini, CSIS mengingatkan akan adanya potensi risiko yang perlu diwaspadai.
Pembiayaan program-program besar melalui partisipasi Bank Indonesia dan bank-bank Himbara dapat memicu efek crowding out. “Adanya program-program ini juga berpotensi dapat memicu crowding out efek terhadap konsumsi dan investasi swasta, terutama ketika ini melibatkan Bank Indonesia atau Bank-Bank Himbara yang dipaksa untuk turut membiayai program-program tersebut,” jelasnya.
Jika situasi ini dibiarkan, maka dapat menghambat investasi produktif dan memperlambat pertumbuhan konsumsi rumah tangga, yang merupakan dua komponen kunci dalam perekonomian nasional. “Ini bisa mengganggu stabilitas makroekonomi Indonesia,” tegasnya.