Optimisme merebak di Manchester United bersama sang manajer baru Ruben Amorim, yang kini akan berusaha membangunkan Arsenal dari mimpi juara EPL.
Tujuh laga tak terkalahkan, 17 gol dicetak, dan cuma kebobolan enam kali: era pasca-Erik ten Hag di Manchester United berhasil menumbuhkan optimisme para penggemar yang bertahun-tahun dipaksa menerima nasib menjadi medioker. Ruud van Nistelrooy berhasil menyeimbangkan kapal oleng The Red Devils dengan mengesankan dalam empat laganya sebagai pelatih interim, memungkinkan Ruben Amorim untuk langsung menggebrak di Old Trafford.
Ditahan Ipswich Town 1-1 menjadi pengingat betapa beratnya tugas Amorim, tetapi sang manajer baru mampu segera move on dari hasil mengecewakan itu dengan comeback impresif versus Bodo/Glimt di Liga Europa sebelum akhirnya menggilas Everton. Ya, The Red Devils menang kandang 4-0 akhir pekan kemarin, berkat dua pasang gol dari Marcus Rashford dan Joshua Zirkzee, dan kini mereka hanya terpaut empat poin dari empat besar Liga Primer Inggris.
Mungkin masih terlalu dini untuk bicara lolos Liga Champions, tapi, di bawah Amorim, target tersebut terasa lebih realistis. Pun ini bukan sekadar ‘efek manajer baru’; Manchester United kini bermain dengan strategi yang jelas di setiap laga, dan para pemain mulai sepenuhnya memahami filosofi unik Amorim.
Perubahan atmosfer di ruang ganti begitu signifikan sampai-sampai pertandingan melawan Arsenal, yang merupakan salah satu kandidat utama pemburu gelar dalam tiga musim terakhir, dianggap sebagai sebuah tantangan yang dinanti-nantikan alih-alih sesuatu yang harus ditakuti. Jika mampu meraih kemenangan di Emirates Stadium, Man United tidak hanya akan menggemparkan satu liga, tetapi juga menegaskan satu fakta tak terbantahkan: Setan Merah sudah kembali.