Pada usia 15 tahun, Tati sudah bermain untuk tim U-17 Nantes, lalu naik ke tim cadangan di akhir musim 2024/25. Ia membantu Nantes melaju ke final Championnat U-19, meski kalah 2-1 dari PSG. Kekecewaan itu tak berlangung lama, karena penampilan konsisten Tati berhasil menarik hati para pelatih tim utama, yang lantas mengundangnya mengikuti sesi pramusim bersama mereka.
Di pramusim, Tati langsung mencuri perhatian. Ia pun dipasang sebagai starter pada laga pembuka Ligue 1—lagi-lagi melawan PSG. Nantes kalah 1-0 di tangan sang treble winners, tetapi Tati tampil nyaris tanpa cela, mendapat ulasan gemilang dari warta lokal maupun nasional. L’Equipe bahkan menulis bahwa remaja 17 tahun itu “tak pernah kesulitan” mengawal Goncalo Ramos, bahkan mampu mematikan pergerakannya. Satu-satunya momen striker timnas Portugal itu menang duel dari sang debutan adalah saat ia terjebak offside.
“Dia bermain sangat baik, tenang, fokus, dan itu lumayan untuk anak 17 tahun,” kata pelatih Luis Castro, yang hanya tak memainkan Tati musim ini ketika ia mengalami cedera ringan. Dengan 13 start, Tati menjadi pemain U-18 paling sering dimainkan di lima liga top Eropa musim ini. Dampaknya terasa pahit bagi Uros Radakovic—bek Serbia 31 tahun yang direkrut musim panas, namun baru tampil empat kali, itu pun semuanya sebagai pengganti.
Oktober lalu, Tati meneken kontrak profesional pertamanya hingga 2028, dengan opsi perpanjangan sampai 2030. Namun kecil kemungkinan ia bertahan selama itu di Nantes. Man United, Arsenal, Bayern Munich, Barcelona, dan PSG terus memantau tiap langkahnya.