Erick menyatakan kehadiran Nathan untuk menyaksikan kemenangan telak timnas senior membuktikan sang pemain sangat serius dinaturalisasi.
Ketua umum PSSI Erick Thohir menyatakan pemain keturunan Indonesia Nathan Tjoe-A-On sudah siap dinaturalisasi selepas diperkenalkan kepada Presiden RI Joko Widodo, Kamis (12/10) malam WIB, di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta.
Darah Indonesia mengalir di tubuh Nathan dari sang kakek yang lahir di Semarang. Saat ini Nathan dan Jay Idzes merupakan pemain kelahiran Belanda yang ingin dinaturalisasi menjadi warga negara Indonesia (WNI).
Nathan hadir di Stadion Utama untuk menyaksikan pertandingan leg pertama putaran pertama kualifikasi Piala Dunia 2026. Pemain berusia 21 tahun ini datang bersama sang ayah.
Di sela-sela pertandingan, Erick memanggil Nathan untuk datang ke tribune kehormatan bertemu dengan Jokowi yang juga menyaksikan laga skuad Garuda. Selain Nathan, Erick juga memperkenalkan ayah sang pemain kepada Jokowi.
Menurut Erick, kehadiran Nathan di stadion menunjukkan keseriusan penggawa klub EFL Championship Swansea City tersebut untuk memperkuat timnas Indonesia di masa mendatang.
“Dia serius. Kalau tidak, enggak mungkin dia datang bersama bapaknya. Kalau enggak, enggak dikenali ke Presiden,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara.
“Memang ada rencana Nathan yang main di Swansea, umur 21 tahun. Dia bisa main bek kiri, tengah kiri, dan dia bisa main di tengah. Mudah-mudahan dia mau jadi Merah Putih.”
Erick menambahkan, keberadaan sejumlah pemain naturalisasi akan membuat level permainan timnas senior makin meningkat. Apalagi persaingan di percaturan sepakbola Asia makin ketat, terutama setelah FIFA menambah jatah tim asal Benua Kuning untuk tampil di Piala Dunia 2026.
“Kita membutuhkan 2 X 11 pemain tim senior yang sama levelnya kalau kita mau terus lebih baik lagi, karena kompetisi akan makin tinggi, pertandingan akan makin berat,” kata Erick.
“Semua negara juga ingin (tampil di Piala Dunia). Ingat, jatah Asia 8,5 [negara], sekarang siapa yang tidak ingin [lolos]?”