Jakarta (ANTARA) – Selama bulan Ramadhan 1446 Hijriah, Liverpool memainkan empat pertandingan di tiga kompetisi berbeda, yaitu dua di Liga Champions, satu di Liga Inggris, dan satu di Piala Liga.
Setelah sukses meraih “berkah Ramadhan” dari Paris, Prancis, melawan Paris Saint-Germain (PSG), Liverpool kini menyisakan tiga pertandingan tersisa di bulan puasa.
Tiga pertandingan itu adalah melawan Southampton dalam lanjutan Liga Inggris pada Sabtu, lalu leg kedua babak 16 besar Liga Champions melawan PSG di Anfield pada Rabu (12/3), dan terakhir laga final Piala Liga menghadapi Newcastle United pada Minggu (16/3) di Stadion Wembley.
“Berkah Ramadhan” pertama Liverpool didapatkan pada hari Kamis (6/3) WIB atau Rabu (5/3) waktu setempat yang menandai hari kelima puasa Ramadhan tahun ini. Dari kota Cinta, “berkah Ramadhan” ini datang berupa kemenangan 1-0 melalui pemain pengganti Harvey Elliot pada menit ke-87.
Kemenangan ini tak ada yang menduga, musabab Liverpool meraihnya dengan angka expected goals (xG) yang sangat kecil, yaitu 0,27. Angka ini lahir karena pada pertandingan itu Liverpool cuma mampu menciptakan satu tembakan tepat sasaran dari total dua tembakan 90 menit.
PSG yang bermain di depan pendukungnya sendiri, membombardir gawang Liverpool sejak menit awal. Mereka menciptakan 27 total tembakan selama 90 menit, dengan tiga di antaranya adalah peluang besar.
Banyaknya serangan yang PSG lakukan, bak mengisyaratkan gol dan kemenangan hanya masalah waktu. Namun, malam itu bukanlah malam untuk tim tuan rumah karena kiper Liverpool Alisson Becker tampil sangat baik menjaga gawangnya dengan sembilan penyelamatan, termasuk dari tendangan Bradley Barcola, Ousmane Dembele, dan Khvicha Kvaratskhelia.
Kvaratskhelia sebenarnya menjebol gawang Liverpool pada menit ke-22 melalui tembakan kaki kiri yang sangat ciamik. Namun, mantan bintang Napoli itu tak beruntung karena golnya dianulir Video Assistant Referee (VAR) karena offside.
Bak sudah ditakdirkan untuk menang sebelum bola ditendang, berbagai cara PSG untuk meraih kemenangan terus bertepuk sebelah tangan. Di sisi lain, Liverpool yang sepertinya dipilih mendapatkan rezeki di bulan yang suci ini, mampu mencetak gol hanya dari satu peluang tembakan tepat sasaran.
Kreatornya bukan dari Mohamed Salah, bukan juga dari Luis Diaz dan Diogo Jota, tapi dari Darwin Nunez, pemain yang dalam dua laga terakhir dikritik Arne Slot karena tidak menunjukkan etos kerja yang baik dan tak menampilkan penampilan seperti Nunez yang ia kenal.
Berawal dari umpan lambung terukur Alisson, Nunez berhasil memenangi duel udara dengan Marquinhos. Setelah menaklukkan kapten PSG itu, Nunez mengoper bola kepada Elliot yang terbebas dari area kanan. Elliot yang sambil berlari, tanpa berpikir lama menendang bola dengan kaki kirinya ke pojok kanan gawang PSG yang tak sanggup dihalau Gianluigi Donnarumma yang menerima serangan pertama.
Elliot hanya butuh 50 detik di lapangan untuk mencetak gol, setelah dia menggantikan Mohamed Salah, bintang Liverpool yang pada pertandingan itu sedang off day.
Nunez dan Elliot adalah wujud bahwa rezeki memang sangat bisa datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Masuknya kedua pemain itu melawan PSG tak membuat para penggemar lantas langsung percaya bahwa Liverpool akan menang.
Penggemar Liverpool akan percaya jika kemenangan itu kembali datang dari Salah, bintang asal Mesir yang musim ini sedang subur-suburnya dengan 30 gol dan 22 assists.
Nunez dikritik habis-habisan oleh Slot dalam dua laga terakhir karena etos kerja dan dikritik oleh penggemarnya sendiri karena menyia-nyiakan peluang emas. Elliot hanya merasakan satu menit di lapangan dalam lima laga terakhirnya sebelum menghadapi PSG. Pada 9 Februari melawan Plymouth Argyle di putaran keempat Piala FA saat Elliot tampil penuh, itu juga tak berakhir memuaskan.
Di saat diberikan panggung pembuktian, Elliot gagal. Kegagalan ini diperparah dari dirinya yang berandil besar dalam tersingkirkan Liverpool dari Piala FA karena aksi cerobohnya ketika menyentuh bola di kotak terlarang, berakhir untuk penalti Plymouth yang sukses dieksekusi Ryan Hardie.
Dalam arti lain, baik Nunez dan Elliot sebenarnya tak memiliki modal besar untuk menjadi sang game changer atau pengubah keadaan dari bangku cadangan. Namun, namanya sudah rezeki tak akan kemana-mana. Dua pemain itu nyatanya telah dipilih semesta membawa gol penting dari Parc des Princes menuju Anfield untuk leg kedua.
Kolaborasi Nunez dan Elliot, dan “seribu tangan” Alisson, mengakhiri 22 laga tak terkalahkan PSG. Terakhir kali Les Parisiens menerima kekalahan adalah pada 27 November 2024. Itu terjadi melawan Bayern Muenchen di Allianz Arena dengan skor 0-1.
Kemenangan ini juga membuat Liverpool musim ini sudah mengalahkan juara bertahan dari empat negara berbeda, yaitu dari Inggris (Manchester City 2-0, 2-0), Spanyol (Real Madrid 2-0), Jerman (Bayer Leverkusen (4-0), dan terakhir Prancis (PSG 1-0), dengan tanpa satu pun kebobolan.
Baca juga: Harvey Elliott bawa Liverpool tekuk PSG di kandangnya
Juara butuh keberuntungan
Liverpool dinilai beruntung mendapatkan kemenangan melawan PSG, dan hal ini langsung disikapi dengan bijak oleh pelatih Liverpool Arne Slot yang mengatakan bahwa keberuntungan adalah bagian penting untuk menjadi juara.
Keberuntungan bukan hanya soal nasib. Keberuntungan akan datang untuk sebuah tim yang tak lelah mencoba dan selalu siap ketika ada kesempatan.
“Jika Anda ingin menang, entah itu Liga Primer atau Piala Liga atau Liga Champions atau Piala FA, Anda perlu sesekali bermain di pertandingan di mana Anda tidak memainkan sepak bola terbaik Anda dan Anda ‘beruntung’,” kata Slot, dikutip dari laman resmi klub, Sabtu.
Slot mengatakan hampir tidak ada tim yang tidak juara tanpa faktor keberuntungan. Ia menekankan bahwa keberuntungan berperan dalam mengantarkan sebuah tim menjadi juara, tidak cukup hanya mengandalkan pada sebuah kualitas dan strategi.
Sebagai contoh Real Madrid yang berkali-kali juara di liga domestik dan Eropa. Meski mereka selalu bertabur pemain dan pelatih hebat, ada momen-momen keberuntungan seperti gol defleksi, kesalahan pemain lawan, hingga gol menit-menit akhir, yang mendukung kesuksesan klub berjuluk Los Blancos tersebut.
“Saya pikir Real Madrid adalah salah satu contoh terbaiknya, mereka juga menemukan cara untuk memenangkan pertandingan jika tim lain lebih baik dari mereka dan itulah yang mereka lakukan,” ia menambahkan.
Baca juga: Arne Slot: Keberuntungan adalah bagian penting untuk menjadi juara
Baca juga: Alisson: Penampilan lawan PSG adalah yang terbaik sepanjang hidup saya
Seperti pertandingan final
“Berkah Ramadhan” yang mungkin akan dipetik Liverpool selanjutnya adalah melawan Southampton di Anfield pada Sabtu pukul 22.00 WIB. Betapa pentingnya pertandingan ini, sampai-sampai Arne Slot menyebutnya sebagai pertandingan yang seperti “final”.
Jika PSG akan menentukan langkah Liverpool di Liga Champions dan Newcastle United akan mementukan siapa yang akan menjadi juara Piala Liga, laga melawan Southampton akan berarti besar bagi The Reds dalam persaingan juara Liga Inggris dengan Arsenal.
Slot kemungkinan akan melakukan rotasi pemainnya dalam pertandingan ini, mengingat kekuatan kedua tim yang berbeda teramat jauh bagai langit dan bumi. Dengan mengoptimalkan kekuatan lapis kedua, Liverpool akan mendapatkan keuntungan para pemain utamanya fit dalam laga hidup mati melawan PSG pada leg kedua.
Di papan klasemen, besarnya perbedaan kekuatan kedua tim sudah bisa terlihat dari Liverpool yang ada di puncak klasemen dengan 67 poin dan Southampton yang terbenam di dasar klasemen dengan sembilan poin.
Dari rekor pertemuan 10 laga terakhir, disparitas juga terlihat mencolok karena delapan pertandingan di antaranya dimenangkan oleh Liverpool. Di Anfield, Liverpool menyapu bersih lima laga terakhir dengan kemenangan. Lima kemenangan ini diraih dengan 16 total gol dan hanya sekali kebobolan.
Di sisi lain, The Reds mendapatkan keuntungan karena pada akhir pekan ini akan bermain lebih dulu dari Arsenal yang baru akan melawan Manchester United di Old Trafford pada hari Minggu (9/3) pukul 23.30 WIB.
Jika meraih tiga poin atas The Saints, maka Liverpool akan unggul 16 poin dari The Gunners. Kemenangan tidak hanya membuat pusing Arsenal di Old Trafford, tetapi juga semakin mendekatkan Mohamed Salah dan kawan-kawan ke tangga juara Liga Inggris.
Baca juga: Liverpool anggap laga lawan Southampton seperti laga “final”
Copyright © ANTARA 2025