Jajaran pelatih dan beberapa pemain yang berada di Palestina mengalami kesulitan untuk keluar dari negara mereka.
Konflik dengan Israel membuat Palestina kemungkinan besar membatalkan keikutsertaan mereka di turnamen empat negara Piala Merdeka di Kuala Lumpur, Malaysia, yang dijadwalkan dimulai, Jumat (13/10).
Kelompok militan Hamas melepaskan ribuan roket ke wilayah Israel pada akhir pekan kemarin. Israel pun memberikan respons dengan menyerang jalur Gaza yang mengakibatkan ribuan nyawa, termasuk sipil dari kedua belah pihak, melayang.
Situasi ini membuat Palestina bakal membatalkan keikutsertaan mereka di Piala Merdeka yang menampilkan empat negara. Selain tuan rumah Malaysia dan Palestina, dua negara lainnya adalah India dan Tajikistan.
Berdasarkan jadwal, Palestina akan menghadapi Tajikistan, Jumat (13/10), untuk memperebutkan tiket ke final. Di hari yang sama, Malaysia meladeni India.
Laman Football Palestine mewartakan, skuad Palestina sebelumnya dijadwalkan bertolak ke Kuala Lumpur, Senin (9/10). Namun sumber dalam menyebutkan, Palestina tidak akan menurunkan tim di Piala Merdeka pada pekan ini.
Hal itu disebabkan, para pemain dan staf pelatih terkendala transportasi, dan kesulitan untuk keluar dari negara mereka. Sepanjang akhir pekan kemarin juga telah dilakukan upaya bersama untuk mencoba mengeluarkan para pemain, tetapi menemui kegagalan.
Staf pelatih adalah orang pertama yang mencoba mencapai penyeberangan darat, tetapi tidak dapat menavigasi rute. Situasi ini sama seperti peristiwa Mei 2021, para pemukim yang berniat melakukan kekerasan main hakim sendiri telah turun ke sejumlah jalan utama di Tepi Barat dengan dukungan angkatan bersenjata Israel.
Sedangkan seorang pemain mengatakan dia tidak bisa menemukan taksi yang bersedia membawanya ke Jericho untuk melintasi perbatasan, karena situasi yang sulit. Pemain lainnya dari Kota Tua Yerusalem mengaku tidak dapat meninggalkan rumahnya, karena sekelompok pemukim berkeliaran di jalanan mencari orang Arab untuk dipukuli.
Sementara itu, laman Berita Harian mewartakan, turnamen tetap berlangsung, meski Palestina membatalkan keikutsertaan. Hanya saja, kemungkinan format turnamen bakal mengalami perubahan, karena tidak memiliki waktu yang cukup untuk mencari tim pengganti.