Sir Bobby Charlton bangkit dari tragedi memilukan untuk menjadi salah satu pemain terbaik yang pernah ada dan legenda terbaik yang dimiliki United.
“Kata-kata tidak akan pernah cukup” adalah bagaimana Manchester United mengumumkan kematian Sir Bobby Charlton, di usianya yang ke-86. Dan mereka benar. Rasanya tidak ada kata-kata yang cukup di dalam kamus-kamus untuk menceritakan kisah seorang maestro lapangan tengah yang telah ‘mencurangi kematian’, merasakan sakit paling menyiksa yang bisa dibayangkan seorang insan manusia, tapi lantas kembali bangkit untuk memimpin klubnya menuju kejayaan Eropa dan menginspirasi inggris untuk menjuarai Piala Dunia.
Charlton lahir pada 11 Oktober 1937 di kota pertambangan kecil Ashington, Northumberland, dan meniti kisahnya di Manchester, mendaki ke puncak sepakbola dunia, menjadi top skor sepanjang masa baik bagi klub dan negara. Ia menghabiskan paruh terakhir usianya dengan menyaksikan era kejayaan Man United, sebagai duta besar terbaik yang bisa Setan Merah harapkan.
Namun menuliskan epos seorang Bobby Charlton harus dimulai dengan menceritakan satu momen paling memilukan dan penting dalam hidupnya, di landasan beku Bandara Munich-Reim pada 6 Februari 1958…