Kemenangan tersebut tentu menjadi modal penting bagi Garuda Muda untuk menatap pertandingan kedua menghadapi Timor Leste yang berlangsung di Stadion Madya, Jakarta, Jumat.
Berkat kemenangan atas Maladewa menjadikan tim asuhan Indra Sjafri tersebut kini memuncaki klasemen grup F dengan torehan tiga poin dan unggul margin gol dari Yaman yang menempati peringkat kedua usai sebelumnya menaklukkan Timor Leste, 3-1.
Meski menang empat gol tanpa balas atas Maladewa, namun performa lini depan dari Jens Raven dan kawan-kawan masih perlu dibenahi.
Hal tersebut tak dapat dilepaskan dari performa lini serang yang baru bisa menjebol gawang Maladewa dalam kurun waktu 52 menit pertandingan berlangsung.
Sejatinya Garuda Muda memang mendominasi permainan mulai dari penguasaan bola dan jumlah tembakan yang dilepaskan, namun pekerjaan rumah yang besar dihadapi Indra Sjafri ketika lini serang kurang efektif membongkar pertahanan lawan yang bermain dengan garis pertahanan begitu rendah.
“Bukan pertandingan babak pertama kita bermain jelek, enggak. Tetapi sepertiga lapangan depan kita selalu mentok dengan Maladewa yang bermain sangat dalam garis pertahanannya,” kata Indra Sjafri.
Menguji ketajaman
Di atas kertas, Dony Tri Pamungkas dan kawan-kawan diunggulkan saat bersua Timor Leste. Jawara Piala AFF U-19 2024 lalu ini memang masih terlalu perkasa di hadapan Timor Leste.
Dalam pertemuan terakhir, Garuda Muda mampu menggilas sang tetangga dengan skor 6-2 pada babak fase grup Piala AFF U-19 2024 yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya pada Juli lalu.
Berkaca dari susunan pemain di pertemuan terakhir, baik Indonesia maupun Timor Leste tak mempunyai perubahan skuad yang signifikan saat melakoni Kualifikasi Piala Asia U-20 2025 kali ini.
Di laga menghadapi Timor Leste, tentu menjadi ujian untuk Indra Sjafri agar mampu menemukan segera formula terbaik di lini depan agar bisa mengkonversi gol dengan persentase peluang sekecil mungkin.
Permainan distribusi bola yang tepat serta transisi cepat yang kerap ditunjukkan Garuda Muda saat menghadapi Maladewa membutuhkan kemampuan eksplosif dari para pemain depan untuk bisa mengancam lawan.
Menghadapi Maladewa, Indra Sjafri yang semula menggunakan formasi 3-4-3 dan berubah menjadi 3-5-2 saat memasuki babak kedua kerap bertumpu pada dua lini sayap yang diisi oleh Dony Tri Pamungkas dan Mufli Hidayat.
Kurang tajamnya lini depan mengkonversi peluang dalam pertandingan pertama, tentu menjadi PR utama. Meski demikian peran sentral dari lini kedua Garuda Muda juga layak diperhitungkan untuk menjadi opsi kala lini serang buntu.
Dari pertandingan menghadapi Maladewa, duat Aditya Warman dan Tony Firmansyah di lini tengah selain tampil solid juga mampu menjadi pembeda usai keduanya sama-sama mencatatkan namanya di papan skor.
Lalu kurang agresifnya lini serang yang kerap buntu dalam skema permainan terbuka, Garuda Muda masih mempunyai opsi untuk bisa mengoptimalkan eksekusi-eksekusi bola-bola mati. Terlihat di dua gol Indonesia juga melalui skema bola mati yang dicatatkan oleh gelandang Figo Dennis sedangkan satu gol lagi disumbangkan oleh Jens Raven.
Indra Sjafri pun mengungkapkan bahwa permainan bagus bukanlah penentu pertandingan namun hasil akhir yakni kemenangan yang paling berpengaruh.
“Main bagus saja enggak cukup. Yang penting di sepak bola itu menang. Bagus main tapi enggak menang untuk apa?,” ujar Indra Sjafri.
Menghadapi Timor Leste yang secara skema permainan juga sudah akrab dengan punggawa Garuda Muda tentu pertandingan kedua kali ini juga menjadi momentum untuk sebaik mungkin mencetak gol sebanyak-banyak agar bisa memperlebar jarak konversi gol dari Yaman.
Waspada serangan balik
Meski mencatatkan nirbobol di pertandingan perdana, Garuda Muda harus tetap mewaspadai Timor Leste yang kerap tampil menakutkan dengan skema serangan balik cepat. Timor Leste diprediksi menurunkan trio penyerang dengan karakter mempunyai kecepatan yakni Alexandro Bahkito Lemos, Luis Figo Ribeiro dan Vabio Canavaro Pires.
Kekuatan Timor Leste tentu tak dapat dilepaskan dari peran sentral tiga penyerang ini yang kerap mampu tampil cair melakukan pergerakan dengan atau tanpa bola di lini serang. Selain itu trio lini serang Timor Leste kerap bertukar posisi satu sama lain dan di pertandingan perdana sering membuat kerepotan pertahanan Yaman.
Pelatih Timor Leste U-20, Gopal Krishnan berharap dapat menampilkan permainan lebih baik ketika menjamu tuan rumah Indonesia. Meski demikian Gopal Krishnan enggan membandingkan Timor Leste dengan Indonesia karena dari segi komposisi pemain menurutnya Garuda Muda jauh lebih mempunyai materi pemain bertalenta.
“Jumlah penduduk Indonesia dan Timor Leste itu berbeda. Timor mungkin hanya satu juta, tetapi Indonesia ratusan juta. Ada banyak talenta di sini. Saat ini tidak bisa dibandingkan Indonesia dan Timor,” ujar Gopal Krishnan.
Prediksi susunan pemain
Indra Sjafri diprediksi akan tetap menggunakan pakem formasi dengan tiga bek dengan menempatkan dua gelandang jangkar dalam skema 3-4-3 yang bisa cair berganti menjadi 3-4-2-1.
Di lini bertahan Garuda Muda tetap akan mengandalkan palang pintu Iqbal Gwijangge, Kadek Arel dan Alfahrezi Buffon. Sementara di pos gelandang sayap tak dapat dilepaskan dari peran sentral sang kapten Dony Tri Pamungkas. Lalu di posisi nomor sembilan, Jens Raven kemungkinan akan menjadi opsi utama untuk menjadi juru gedor Garuda Muda.
Sementara di kubu Timor Leste, Gopal Krishnan tentu akan menurunkan trio penyerang Alexandro Bahkito Lemos, Luis Figo Ribeiro dan Vabio Canavaro Pires. Lini serang tersebut akan ditopang oleh gelandang Luis Berdila. Sedangkan untuk lini bertahan, Timor Leste diprediksi akan memainkan skema empat pemain bertahan.
Prediksi susunan pemain:
Indonesia U-20 (3-4-3): Ikram Al Giffari (PG); Iqbal Gwijangge, Kadek Arel, Alfahrezi Buffon; Mufli Hidayat, Aditya Warman, Toni Firmansyah, Dony Tri Pamungkas; Riski Afrisal, Arlyansyah Abdulmanan; Jens Raven.
Timor Leste U-20 (4-3-3): Pablo Macario (PG); Joaozinho Cristiano, Norbert Jonerson, Aureo Viera, Emidio Martins; Tiago William, Luis Berdila, Palomito Antonio; Alexandro Bahkito Lemos, Luis Figo Ribeiro, Vabio Canavaro Pires.
Baca juga: Pelatih Maladewa U-20 nilai Indonesia layak jadi juara grup
Baca juga: Kilas balik kiprah Timnas Indonesia dalam gelaran Piala AFF
Baca juga: Jadwal padat Timnas Indonesia hingga 2025
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024