Survei Bank Indonesia: Penjualan Rumah Merosot Drastis pada Triwulan Kedua 2025

Survei Bank Indonesia: Penjualan Rumah Merosot Drastis pada Triwulan Kedua 2025

Menurut survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia, terdapat beberapa faktor utama yang menghambat pengembangan serta penjualan properti residensial. Kenaikan harga bahan bangunan menjadi tantangan terbesar dengan kontribusi sebesar 19,97%, diikuti oleh isu perizinan dan birokrasi yang mencapai 15,13%, serta tingginya suku bunga KPR yang berada di angka 15,00%.

“Berdasarkan hasil survei, penghambat utama pengembangan dan penjualan properti residensial primer meliputi kenaikan harga bahan bangunan (19,97%), masalah perizinan/birokrasi (15,13%), suku bunga KPR (15,00%), proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (11,38%), dan perpajakan (8,66%),” jelasnya.

Faktor-faktor tersebut berkontribusi terhadap penurunan margin pengembang dan pada saat yang sama memperberat daya beli konsumen. Selain itu, tingginya uang muka dalam pengajuan KPR menjadi salah satu kendala yang signifikan dalam proses pembelian properti.

Hal ini menciptakan tantangan tersendiri bagi calon pembeli yang ingin memiliki hunian, karena mereka harus menyiapkan dana yang cukup besar di awal. Dengan demikian, situasi ini memerlukan perhatian dan solusi dari pihak terkait untuk mendorong pertumbuhan pasar properti yang lebih baik.