Jakarta –
PT Liga Indonesia Baru (LIB) membuka akses kehadiran suporter away di Liga 1 musim depan. Saat ini operator kompetisi masih mengkaji dan melakukan pendalaman.
Larangan aturan suporter away diberlakukan di kompetisi sepakbola Indonesia sejak Tragedi Kanjuruhan pada Oktober 2022. PSSI menyebut bahwa aturan tersebut sebagai arahan FIFA buat transformasi sepakbola Indonesia.
Aturan ini mendapat kritik keras di kalangan suporter yang merasa ruang geraknya dibatasi. Setelah berjalan selama kurang lebih 2,5 musim, ada desakan untuk mencabut aturan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Liga (PT LIB) masih dalam proses pendalaman, yang pasti kami juga percaya diri seperti yang kita launching kemarin, Sobat Liga (aplikasi pembelian tiket untuk suporter tim kandang dan tandang). Itu (Sobat Liga) bagian dari jawaban untuk memenuhi kewajiban suporter away bisa hadir,” kata Direktur Utama PT LIB Ferry Paulus kepada wartawan.
“Tanda tanya besarnya apakah suporter away yang memiliki rivalitas ini bisa lepas atau enggak. Itu masih belum. Yang pasti kita lagi masih ada dalam pendalaman,” ujarnya menambahkan.
Dalam mengkaji potensi pencabutan aturan itu, PT LIB akan berkoordinasi dengan Polri. Sebab pencabutan regulasi itu juga butuh dukungan kepolisian yang notabene menjadi salah satu pihak keamanan dalam berjalannya pertandingan sepakbola.
“Akhir Mei ini kami akan bertemu dengan pihak kepolisian juga untuk persiapan musim depan. Setelah itulah, harapannya sih bisa lah ya, biar lebih menggeliat begitu,” ucap Ferry Paulus.
Sebelumnya PSSI mengindikasikan bahwa aturan tersebut masih berat untuk dicabut dengan alasan sepakbola Indonesia belum terjamin keamanannya. Namun keputusan diserahkan ke PT LIB yang merupakan pemegang tanggung jawab kompetisi.
“FIFA bersama PSSI melihat masih banyak kejadian, home dan away ini tentu tingkat kritikalnya masih tinggi. Jadi saya tentu begini, bila terjadi ada hal-hal di sebuah Liga, itu yang bertanggung jawab penuh siapa? Kok PSSI semua? Jadi Liga (PT LIB) diberikan wewenang oleh PSSI untuk mengeluarkan Liga,” tutur Ketum PSSI Erick Thohir kepada wartawan.
“Dan kepemilikan Liga (PT LIB) itu 99 persen dimiliki klub-klub. PSSI hanya 1 persen. PSSI berkewajiban menjaga liga tidak ada match-fixing. Kalau ada, kami tangkap. Apalagi sudah punya Satgas bersama Kepolisian dan Kejaksaan,” ujarnya menambahkan.
(mro/aff)