Orang yang suka menyindir kerap mengandalkan satu hal: reaksi emosional. Semakin terlihat kita terusik, semakin puas mereka. Maka, sikap paling ampuh adalah mematahkan harapan mereka dengan respons datar. Tidak perlu tergelak, tidak perlu tersinggung, cukup beri senyum tipis atau anggukan biasa. Layaknya mendengar suara hujan di kejauhan—terdengar, tetapi tidak mempengaruhi langkah kita.
Sahabat Fimela, menguasai ekspresi netral ini butuh ketenangan batin. Kita seakan sedang diajak bermain catur: lawan menunggu kita salah langkah, tetapi kita memilih menahan pion tanpa tergesa. Saat mereka menyindir, biarkan saja sindiran itu jatuh tanpa gema. Ketika tidak ada respons yang menarik, biasanya orang seperti ini lama-lama akan berhenti sendiri.
Dan jangan anggap remeh kekuatan bahasa tubuh. Tegapkan bahu, tetap fokus pada topik utama, arahkan perhatian pada orang lain di sekitar, bukan pada si penyindir. Sikap ini mengajarkan satu hal penting: kita tidak harus selalu memberi panggung pada setiap suara.