Gubernur BI Sebut Prospek Ekonomi Global Masih Redup hingga 2027, Begini Penyebabnya

Gubernur BI Sebut Prospek Ekonomi Global Masih Redup hingga 2027, Begini Penyebabnya

Prospek Ekonomi Global juga dibayangi oleh tingginya kerentanan dan risiko dalam sistem keuangan dunia. Perry mengidentifikasi transaksi produk derivatif yang berlipat ganda, terutama yang melibatkan hedge fund dengan mesin trading otomatis, sebagai pemicu utama.

Fenomena ini dapat berdampak pada pelarian modal (capital flight) dan tekanan nilai tukar di pasar negara berkembang (emerging market), yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi domestik. Oleh karena itu, pengawasan ketat terhadap sektor keuangan menjadi krusial.

Karakteristik kelima adalah maraknya uang kripto dan stable coin yang diterbitkan oleh pihak swasta. Perry Warjiyo menyoroti bahwa aset digital ini belum memiliki pengaturan dan pengawasan yang jelas. Oleh karena itu, kehadiran Central Bank Digital Currency (CBDC) atau mata uang digital bank sentral dianggap sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.

Perry Warjiyo menegaskan bahwa gejolak global yang terjadi berdampak negatif ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan respons kebijakan yang tepat dan terkoordinasi untuk menghadapi tantangan ini.

“Perlu respons kebijakan yang tepat. Menjaga stabilitas, mendorong pertumbuhan lebih tinggi dan berdaya tahan, tangguh dan mandiri,” kata Perry Warjiyo.

Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya kebijakan yang adaptif dan proaktif dari pemerintah serta otoritas moneter.

Indonesia harus fokus pada penguatan fondasi ekonomi domestik, diversifikasi pasar ekspor, dan peningkatan investasi untuk mengurangi ketergantungan pada dinamika ekonomi global yang tidak menentu. Dengan demikian, Indonesia dapat membangun ketahanan ekonomi yang lebih baik di masa mendatang.

Sumber: AntaraNews