Ruben Amorim ubah wajah Man United. Dari tim yang tumpul dalam bola mati, kini jadi yang paling mematikan di Liga Primer. Simak analisis taktik ‘curian’ ini.
Manchester United sedang mengalami transformasi taktis yang signifikan di bawah asuhan Ruben Amorim, dan perubahannya paling terasa di sektor yang selama ini sering diabaikan: bola mati (set-pieces). Kemenangan 2-1 atas Crystal Palace, di mana kedua gol lahir dari tendangan bebas, menjadi bukti nyata evolusi ini. The Red Devils kini bukan lagi tim yang bisa diremehkan saat mendapatkan tendangan sudut atau tendangan bebas di area berbahaya.
Statistik berbicara lantang mengenai perubahan ini. Dengan 10 gol dari situasi bola mati musim ini, United memuncaki daftar tim paling produktif di Liga Primer dalam kategori tersebut. Angka ini mengejutkan banyak pihak, mengingat di era sebelumnya, mereka dikenal sebagai tim yang minim ancaman dari bola mati. Kini, hampir separuh (47,6 persen) dari total gol mereka musim ini berasal dari skema bola mati.
Kunci dari perubahan ini bukanlah penemuan roda baru, melainkan keberanian Amorim untuk “mencuri” ide-ide terbaik dari rival dan menerapkannya dengan presisi. Dengan mengadopsi strategi yang sukses dari tim seperti Arsenal dan memadukannya dengan eksekutor kelas wahid, United telah menemukan senjata rahasia untuk mendulang poin. Strategi ini menjadi penyelamat di tengah performa permainan terbuka (open play) yang masih inkonsisten.
GOAL, memanfaatkan data dari Opta, membedah secara mendalam bagaimana Amorim merevolusi pendekatan bola mati United dari yang terburuk menjadi yang terbaik. Kita akan melihat data perbandingan dengan era Ten Hag, analisis visual perubahan target area tendangan sudut, dan peran krusial pemain-pemain baru dalam strategi ini.