Ternate (ANTARA) – Manajemen Malut United FC mengecam keras aksi komentar kebencian dan rasisme melalui media sosial yang dialami Yance Sayuri oleh sejumlah oknum yang tidak senang atas kemenangan Malut United 2-0 atas Persib Bandung di Super League pada 14 Desember.
“Serangan tersebut diduga dilakukan oleh oknum pendukung Persib Bandung usai laga Malut United kontra Persib, ini sangat disesalkan,” kata Wakil Manajer Malut United Asghar Saleh kepada ANTARA, Selasa.
Oleh karena itu, dirinya meminta koordinator suporter Persib Bandung Bobotoh untuk menertibkan oknum pendukung yang selama ini melakukan tindakan tidak terpuji tersebut.
“Kami minta koordinator Bobotoh untuk menertibkan oknum pendukung seperti ini,” kata Asghar Saleh.
Asghar mengaku sangat menyayangkan serangan rasisme terhadap Yance Sayuri. Ia menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan dalam dunia sepak bola profesional.
“Kita kecam ini. Persib adalah tim besar, tapi perilaku pendukung seperti ini sangat kerdil. Serangan rasis terhadap Yance dan juga Yakob Sayuri sudah berulang kali terjadi,” kata mantan wartawan senior tersebut.
Selain itu, Asghar juga mempertanyakan sikap PSSI selaku federasi sepak bola Indonesia yang dinilai belum memberikan respons tegas terhadap kasus rasisme tersebut. Menurutnya, tindakan rasisme serupa sebelumnya telah dilaporkan kepada pihak kepolisian.
“Sudah kami laporkan ke polisi, tapi sampai sekarang federasi terkesan diam. Tidak ada tindakan apa pun,” ujar Asghar.
Baca juga: Marcos Reina gelar laga intenal untuk ketahui kualitas pemain
Seperti diketahui, Yance Sayuri menjadi sasaran komentar rasis di akun Instagram setelah laga Malut United melawan Persib Bandung. Serangan tersebut muncul usai Yance terlibat insiden dengan kapten Persib, Marc Klok.
Insiden terjadi pada menit ke-38 pertandingan, ketika Marc Klok melakukan pelanggaran terhadap Yance Sayuri. Yance yang terlihat emosi tidak menerima pelanggaran tersebut dan sempat menunjukkan gestur ingin memukul rekan setimnya di timnas Indonesia itu.
Manajemen Malut United berharap kejadian serupa tidak kembali terulang dan meminta semua pihak, termasuk federasi dan kelompok suporter, untuk bersama-sama memberantas tindakan rasisme dalam sepak bola Indonesia.
Sementara itu, mantan pemain timnas Boaz Salossa meminta agar seluruh pihak bersama-sama berdiri untuk menolak rasisme dan federasi harus bertindak tegas bukan hanya mengumbar kampanye.
“Saya mengajak mari seluruh pemain, suporter dan untuk kemanusiaan, kita tolak rasisme dalam sepak bola,” kata mantan kapten timnas Indonesia tersebut.
Hal yang sama juga disampaikan mantan pemain nasional, Rahmat Rivai yang menilai rasisme terjadi di sepak bola merupakan hal serius, apalagi tindakan rasisme dialami dua bersaudara Yakob Sayuri dan Yance Sayuri di media sosial.
“Sebagai mantan pemain sepak bola, mengecam dan menantang seluruh bentuk rasisme, apalagi komitmen dari federasi agar bertindak tegas kepada oknum-oknum penebar rasisme, mari menjaga semangat toleransi dalam dunia sepak bola,” ujarnya.
Baca juga: Pena kantongi banyak opsi taktik jelang hadapi Persik Kediri
Baca juga: Klasemen Super League: Persib Bandung gagal salip Persija Jakarta
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.