Guardiola Bakal Rehat Melatih usai Tinggalkan Man City

Guardiola Bakal Rehat Melatih usai Tinggalkan Man City


Manchester

Pep Guardiola menegaskan bakal rehat melatih setelah meninggalkan Manchester City. Ia butuh rehat setelah hidup penuh tekanan saat menjadi pelatih.

Guardiola menjelma menjadi salah satu pelatih terbaik di dunia sejak memulai karier sebagai juru taktik pada 2007 di Barcelona B. Ia kemudian naik pangkat menjadi pelatih utama Barcelona.

Ia membangun reputasinya sebagai pelatih bertangan dingin di Barcelona. Guardiola meraih 14 gelar sebagai pelatih El Barca pada rentang 2008-2012.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sentuhan midas Guardiola tak luntur kala pindah ke Bayern Munich dengan mengangkat tujuh gelar di sana. Guardiola semakin membuktikan diri salah satu pelatih terbaik setelah menjadi manajer Manchester City pada 2016.

Pria asal Spanyol tersebut meraih 18 gelar bersama The Citizens. Guardiola hingga saat ini masih berstatus sebagai pelatih Manchester City.

Namun, Guardiola mulai mencapai titik jenuh dalam menukangi klub usai hampir dua dekade berkecimpung di dunia kepelatihan. Ia menegaskan bakal rehat selepas menukangi Man City.

Keputusan ini diambil demi kesehatan mental Guardiola. Ia mengaku menjadi pelatih membuat hidupnya berada dalam tekanan yang besar.

Kontrak Guardiola bersama Man City tersisa hingga 2027. Manajer 54 tahun ini tak mengungkap akan langsung rehat usai kontraknya habis di Etihad Stadium atau masih ada peluang dirinya memperpanjang kontrak.

“Saya tahu setelah tahap ini bersama Manchester City saya akan berhenti, itu sudah pasti, sudah diputuskan, lebih dari sekadar diputuskan. Saya akan pergi setelah titik ini bersama Manchester City, karena saya perlu berhenti dan fokus pada diri saya sendiri, pada tubuh saya…” ujar Guardiola dikutip dari Yahoo Sports.

“Pekerjaan pelatih adalah 24/7. Jika tidak, Anda tidak akan bisa melewatinya. Tekanan di pundak Anda sangat besar… Seorang teman pernah memberi tahu saya bahwa saya memiliki tiga kondisi sebagai pribadi: euforia, depresi, dan absen. Jadi intinya, saya mencoba untuk bertahan di tengah-tengah kondisi ini,” jelasnya.

(pur/ran)