Dalam sebuah wawancara dengan kreator konten asal Prancis, Zack Nani, yang dikutip media Turki, Sozcu, Saint-Maximin mengungkap sisi gelap yang menurutnya menjadi alasan utama kegagalan Fenerbahce merebut gelar liga.
“Alasan Fenerbahce gagal menjadi juara adalah karena klub ini dikelilingi oleh hal-hal di luar sepak bola. Pada satu titik, mereka bahkan mencoba men-doping saya,” ujar Saint-Maximin.
“Orang-orang tidak tahu hal-hal seperti ini. Anda tidak bisa bicara secara terbuka karena akan diancam. Kalau Anda buka suara, mereka akan bilang, ‘kami akan melakukan ini dan itu kepada Anda’. Kadang, Anda terjebak dalam situasi yang sudah melampaui batas sepak bola,” imbuhnya.
Kendati mengaku tetap menghormati Mourinho dan tidak mengkritik sang pelatih secara pribadi, Saint-Maximin menegaskan bahwa persoalan internal klub memberi dampak buruk bagi semua pihak, termasuk Mourinho sendiri.
Selama di bawah asuhan pelatih asal Portugal itu, Saint-Maximin tampil dalam 31 pertandingan dan menyumbangkan empat gol serta lima assist.
Namun, masa peminjamannya tetap dianggap mengecewakan, baik oleh publik maupun dirinya sendiri. Kini ia kembali ke Al-Ahli, meski adaptasinya di Liga Pro Saudi juga belum berjalan mulus.