Timnas Indonesia tentunya tidak akan gegabah melihat cara bermain China yang banyak menunggu dan mengandalkan serangan balik. Patrick Kluivert dan anak buahnya tentu juga bisa belajar dari kekalahan telak 1-5 di Australia.
Ketika melawan Australia, skuad Merah-Putih bermain cukup ofensif dalam menyerang. Di situasi inilah, Australia rupanya telah menyiapkan tiga pemain yang ditugaskan untuk melakukan serangan balik. China bisa saja menggunakan taktik itu.
“Jadi, ada lima pemain di zona attacking atau pertahanan lawan, lalu hanya meninggalkan dua pemain. Jay Idzes pada pertandingan itu didorong sedikit ke depan ketika kita menyerang, sehingga praktis kita hanya meninggalkan dua pemain,” terang Rahmad Darmawan.
“Sementara itu, Australia mempersiapkan taktik dengan sangat strong, sangat kuat, dan dalam di pertahanan, lalu menyiapkan tiga pemain yang siap melakukan serangan balik cepat,” lanjutnya.
Pesan penting juga disampaikan eks kapten Timnas Indonesia, Agung Setyabudi. Kapten Garuda pada Piala Asia 2004 ini menilai Ole Romeny dan kawan-kawan harus disiplin dalam menyerang maupun bertahan.
“Kita kalah beruntung saja waktu di pertemuan pertama. Tapi ingat, lini belakang kita juga harus mewaspadai serangan balik cepat China, kemudian lini depan harus pintar membongkar pertahanan China,” tandasnya.